Iklan

Jumat, 16 September 2022

Overthinking Adalah: Ciri, Resiko, Dan Cara Mengatasinya



Overthinking adalah istilah yang kerap muncul dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini sering dialami anak muda yang baru masuk masa dewasa.

Lantas, bagaimana cara mengatasi overthinking? Simak ulasan berikut untuk informasi selengkapnya.

Summary:

  • Kondisi overthinking kerap seseorang alami dan merupakan suatu mental blok yang merugikan serta berdampak pada kesehatan.
  • Ada beberapa ciri seseorang yang mengalami overthinking dan beberapa cara untuk mengatasinya supaya tidak berkelanjutan.

Masalah yang Datang Tumpang Tindih

Hidup yang lancar dan tanpa masalah merupakan keinginan tiap orang. Banyak cara kita lakukan agar kondisi pikiran tetap tenang dan santai.

Tapi, hal ini hampir tidak pernah terjadi. Karena setiap hari, kita menghadapi masalah yang silih berganti.

Misal, ketakutan akan suatu hal, harddisk yang rusak, sampai pemadatan deadline dadakan dari yang seharusnya.

Beberapa orang akan mencari akar masalah yang dia pikirkan. Sementara yang lain fokus dengan akumulasi masalah dan menjadi beban berkepanjangan. Beban pikiran yang berlarut-larut menimbulkan overthinking.

Overthinking adalah salah satu mental blok yang merugikan. Jika terindikasi mengalaminya, seseorang perlu mengatasi agar tidak makin parah.

Dalam artikel kali ini, kita akan membahas mengenai cara mengatasi overthinking. Simak baik-baik, ya!

Apa Itu Overthinking?

Menurut Wirdatul Anisa dalam Kuliah Online CPMH UGM, overthinking adalah tindakan menggunakan waktu terlalu banyak untuk memikirkan sesuatu melalui sudut pandang yang merugikan serta mengarah ke ruminasi dan kekhawatiran.

Ruminasi adalah kecenderungan untuk memikirkan hal-hal yang sudah lewat dan menyesalinya.

Misalnya, “seharusnya, tahun lalu saya mulai belajar coding. Maka, hari ini saya bisa mulai menjadi programer.”, dan sebagainya.

Sedangkan perasaan khawatir merupakan kecenderungan untuk memikirkan sesuatu dari sisi negatif.

Kondisi ini kerap muncul belakangan, terutama di kalangan anak muda. Banyak dari mereka mengaku mengalaminya.

Dalam hasil studi yang dilaporkan UNICEF melalui The State of The World’s Children 2021, bahwa 1 dari 5 anak usia antara 14-24 tahun mengaku sering merasa depresi dan berdampak pada skeptisnya mereka pada aktivitas harian.

Di Indonesia, 29% anak muda merasa sering tertekan dan cenderung tidak berminat berkegiatan.

Temuan lain yang tak kalah mengejutkan dirilis Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, bahwa 913 dari 1.522 orang yang menjadi sampel penelitian mengatakan mereka memiliki gangguan kecemasan.

Penyebab Terjadinya Overthinking

Dalam jurnal “Mengelola Overthinking untuk Meraih Kebermaknaan Hidup” oleh mahasiswa Prodi Psikologi Universitas Mulawarman, bahwa overthinking adalah satu gangguan psikologis karena mampu menimbulkan anxiety bagi pemiliknya.

Overthinking juga sering disebut paralysys analysys, yakni memikirkan masalah tanpa menemukan solusi.

Ada dua penyebab utamanya, yakni kecemasan dan stres. Penyebab lain yang dapat menyertai adalah keraguan dengan diri sendiri dan rasa rendah diri.

Cara Mengatasi Overthinking

Overthinking adalah salah satu kondisi yang susah-susah gampang untuk diatasi. Sebab, berkaitan dengan alam sadar, namun tidak mudah hilang begitu saja karena menjadi semacam kebiasaan.

Seseorang bisa melatih pikirannya untuk menghilangkan kebiasaan overthinking perlahan-lahan. Mulai dari mengatur emosi, pikiran, perasaan, serta perilaku.

Berikut adalah cara mengatasi overthinking yang dapat kamu coba:

#1 Memahami Penyebab Overthinking dan Mengalihkan Pikiran dengan Hal Lain

Overthinking adalah hal yang mengganggu aktivitas harian. Karena bisa membuat seseorang malas berkegiatan atau berinteraksi.

Oleh sebab itu, mencari penyebab overthinking perlu kita lakukan. Cara adalah sebagai berikut:

  1. Ketika mulai memikirkan sesuatu berulang-ulang, telaah apakah itu hal yang patut dipikirkan. Misal, kamu terus-terusan memikirkan hari pertama kerja yang berlangsung seminggu lagi.

Hari pertama kerja perlu dipikirkan, maka lanjutkan berpikir.

  1. Ketika telah berhasil menentukan sesuatu layak dipikirkan, fokuslah pada kemungkinan untuk membuatnya lebih baik atau biasa saja.

Di hari pertama kerja, kamu bisa bersikap menyenangkan agar rekan kerja menyukaimu, itu membuatnya lebih baik.

  1. Selanjutnya, silakan pikirkan “apa yang membuat rekan kerja menyukai diri kamu?” apakah perkataan yang sopan, gesture yang menyenangkan, atau kesigapan dalam bekerja.

Lalu, bagaimana cara melatihnya? Lihat referensi melalui bacaan atau video.

  1. Silakan catat hal-hal yang dilakukan agar dapat digunakan lagi nanti.

Setelah mengetahui penyebab dan jalan keluarnya, seseorang perlu mengalihkan pikiran agar tidak terjebak. Silakan keluar dari rumah dan makanlah es krim di taman. Itu bisa membantu.

#2 Memberikan Tenggat Waktu untuk Mengambil Keputusan

Orang yang mengalami overthinking sering kali takut ketika menghadapi sebuah pilihan. Karena dia takut melakukan kesalahan. Padahal, sejatinya, kesalahan adalah hal yang lumrah.

Agar tidak berlarut-larut saat mengambil keputusan, seseorang perlu memberikan batasan waktu untuk melakukannya.

Agar tidak terulang, maka membuat daftar prioritas untuk hal-hal paling berguna sampai sekunder adalah hal yang recommended. 

#3 Menerima Kegagalan

Kegagalan adalah hal yang pasti terjadi di dalam hidup manusia. Gagal adalah gagal, bukan kemenangan yang tertunda atau apa pun.

Kita tidak boleh meromantisasi kegagalan. Hal yang benar adalah menerimanya dengan lapang.

Tentu, ini memang sulit. Tetapi, seseorang harus ingat, bahwa ketika satu pintu tertutup, bukan berarti pintu lain terkunci. Ketika mengalami kegagalan di satu bidang, pasti ada kesempatan di bidang lainnya.

#4 Menyingkirkan Media Sosial dan Perangkat Elektronik yang Memicu Kekhawatiran

Media sosial adalah satu penyebab overthinking. Dalam studi yang dilakukan mahasiswa kedokteran Universitas Diponegoro, bahwa tingkat depresi akibat penggunaan media sosial berbanding lurus dengan waktu akses yang lebih intens.

Dengan begitu, ada baiknya akses ke media sosial serta alat elektronik yang berpotensi menimbulkan overthinking bisa kita minimalisasi.

#5 Melakukan Relaksasi Otot

Seseorang bisa melakukan relaksasi otot untuk menekan overthinking. Mereka bisa melakukan kegiatan ini di tempat tidur.

Caranya, regangkan dan kendurkan otot secara bergantian dari kaki sampai kepala. Ketika fokus dengan latihan, maka pikiran akan teralihkan dari pikiran-pikiran negatif.

#6 Latihan Pernapasan

Ketika merasa overthinking, seseorang bisa saja mengalami anxiety yang memiliki ciri napas tidak beraturan. Mereka bisa mulai berlatih pernapasan untuk mengendalikan diri.

Berikut adalah tips latihan pernapasan yang untuk mengurangi napas tidak beraturan ketika overthinking:

  1. Silakan pejamkan mata. Kemudian tarik napas yang dalam dari hidung dalam tiga hitungan, tahan sejenak, dan keluarkan pelan-pelan dari mulut dalam enak hitungan.
  1. Ketika mengeluarkan napas, lakukan dengan suara. Itu akan membuat kamu lebih santai.
  1. Kamu juga dapat menggunakan teknik pernapasan 4-7-8, yakni menarik napas dalam 4 detik, menahannya 7 detik, dan melepaskannya selama 8 detik.

#7 Meminta Bantuan Profesional

Jika overthinking tidak dapat kamu kendalikan secara mandiri, sebaiknya meminta bantuan profesional.

Seseorang bisa membuat janji temu dengan konselor atau terapis untuk mendapat instruksi yang jelas.

Ciri Orang yang Overthinking

Berikut adalah ciri orang yang mengalami overthinking:

#1 Memikirkan Hal yang Sama Berulang-ulang

Overthinking sering ditandai oleh kecenderungan untuk memikirkan hal yang sama berulang kali.

Orang yang overthinking sering fokus pada masalahnya, kesalahan yang ia perbuat, atau kekurangan.

#2 Fokus Pada Masalah Hingga Melupakan Solusi

Orang yang overthinking kerap kesusahan menemukan celah untuk menghadapi masalah.

Padahal, dengan begitu, masalah akan berlarut-larut. Memikirkan masalah terus-menerus tidak akan mengubah apa pun.

#3 Sulit Menentukan Keputusan

Kita memang harus menimbang baik buruk ketika akan mengambil keputusan. Namun, tidak benar jika kita takut membuat keputusan.

Kebanyakan overthinker menghabiskan waktu untuk menganalisis masalah sehingga pikirannya bias.

#4 Sulit Tidur

Pikiran yang berulang dan kekhawatiran pada orang yang overthinking akan memengaruhi kualitas tidurnya.

Hal ini karena otak terus aktif mengingat-ingat hal yang menjadi beban seharian.

#5 Sering Menyalahkan Diri Sendiri

Jika salah mengambil keputusan, orang yang overthinking akan menyalahkan diri sendiri.

Alih-alih belajar dari kesalahan yang dibuat, mereka malah berlarut-larut sepanjang waktu.

Risiko Overthinking

Overthinking adalah kebiasaan yang tidak sehat untuk tubuh kita. Ada risiko kesehatan yang mengancam jika kondisi ini berlangsung dalam waktu yang lama.

Berikut adalah risiko overthinking yang bisa menyerang pemiliknya:

  1. Stres
  2. Sakit kepala
  3. Mual
  4. Sulit konsentrasi
  5. Detak jantung tidak normal
  6. Napas tergesa-gesa
  7. Depresi
  8. Panic attack
  9. Gangguan kecemasan

Mengurangi Kebiasaan Overthinking

Itulah ulasan mengenai cara mengatasi overthinking. Kondisi ini merupakan gangguan harus diberikan penanganan agar tidak berkelanjutan.

Umumnya, selain karena beban pekerjaan, overthinking hadir pada seseorang yang punya masalah atau beban keuangan.

Jika tidak bisa mengendalikan permasalahan finansial sendiri, kamu bisa mengambil opsi untuk berdiskusi dengan ahli, Perencana Keuangan Finansialku. Yuk, buat janji via WhatsApp dengan menekan banner di bawah ini.

Kamu juga bisa gali informasi lebih banyak seputar keuangan melalui atau kunjungi berbagai artikel Finansialku lainnya. Semangat!!!

Apa pendapat kamu mengenai artikel ini? Silakan tulis di kolom komentar, ya. Jika informasi ini dirasa bermanfaat, yuk, bagikan juga kepada keluarga dan kerabat lainnya. Terima kasih.

Editor: Ismyuli Tri Retno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas Kunjunganmu